Jaman Sekarang, Orang Lebih Menakutkan daripada Makhluk Astral

Biarkan saya bercerita sebagai seseorang yang memiliki pandangan tersendiri tentang hidup, terlebih karena saya juga memiliki pola pikir yang berbeda berkat pengalaman-pengalaman yang udah saya lalui sehari-harinya sebagai seorang individu yang cukup unik menurut saya pribadi. Kenapa unik? Lha wong bahasa pembukaan post ini juga cukup njelimet untuk saya baca sendiri. Ya sudahlah, yang penting kan isi dari post ini, bukan sekadar pembukaannya aja.

Sebagai seseorang yang bisa melihat dan merasakan segala energi yang sifatnya halus, misalnya merasakan perasaan orang lain, membaca apa yang sedang dipikirkan orang lain, atau yang lebih umum namun membosankan: melihat dan merasakan kehadiran makhluk yang tak kasat mata di sekitar, saya mempunyai opini dari pengalaman pribadi bahwa film-film horor yang pernah saya tonton itu sebenarnya lebih menakutkan daripada melihat kejadian aslinya di dunia nyata.

Definisi Wudhu dan Puasa dalam Spiritualitas

Disclaimer: Jurnal yang saya tulis ini memiliki topik yang sedikit sensitif, diharapkan bagi kamu yang membaca jurnal ini untuk membacanya dengan kepala dingin dan berpikiran terbuka.

Bagi saya, bersih dan suci itu berbeda. Bersih itu menyatakan kondisi bagian luar, misalnya di badan, pakaian, dan benda lainnya yang bisa dibersihkan dengan air seperti mandi, cuci, dan bilas. Sedangkan suci itu menyatakan kondisi bagian dalam dan tidak terkait dengan kebendaan melainkan spiritualitas.

Lantas, wudhu itu lebih ke definisi bersih ataukah suci? Mari kita bahas bersama-sama.

Yuk Belajar Sopan Dimanapun Kita Berada

Di postingan kali ini, saya pengen berbagi pengalaman yang pernah saya alami sebagai seseorang dengan tingkat sensitivitas yang melebihi orang-orang normal pada umumnya, dan juga ingin berbagi pelajaran apa yang saya dapatkan yang mungkin masih ada kaitannya dengan kejadian yang baru-baru ini terjadi di negara kita tercinta, khususnya di gunung Semeru.

Berbicara Mengenai Ketuhanan…

Disclaimer: Jurnal yang saya tulis ini memiliki topik yang sedikit sensitif, diharapkan bagi kamu yang membaca jurnal ini untuk membacanya dengan kepala dingin dan berpikiran terbuka.

Pada saat ini, menelisik dari fenomena yang terjadi di masyarakat, banyak orang yang beribadah hanya karena menginginkan surga atau karena takut dosa sebab mereka lupa atau malah justru tidak mengerti definisi beribadah itu apa. Bukan berarti saya menganggap diri saya lebih tahu esensi dari ibadah itu seperti apa dan bagaimana, sebab jika kita berbicara mengenai Ketuhanan, kita tidak akan pernah benar-benar tahu definisi dari dzat yang kita namai dengan nama lain sebagai Allah, God, Kami-sama, dan lain sebagainya tersebut. Hanya saja, yang ingin saya tekankan di sini adalah: jika kita beribadah hanya karena ingin surga ataupun hanya karena ketakutan semata, bagaimana kita bisa mengenal Tuhan dengan baik? Bagaimana pula kita bisa lebih mendekatkan diri kepada-Nya?

Laman: 1 2

Empath dan Indigo, Adakah Perbedaannya?

Banyak orang yang bertanya kepada saya mengenai perbedaan antara empath dan indigo sebab keduanya seringkali disamakan, terutama dalam hal memiliki empati yang tinggi serta sensitivitas dalam melihat, membaca, dan merasakan energi-energi halus yang belum tentu bisa dirasakan oleh orang-orang normal pada umumnya, dan nggak bisa juga dilihat dengan mata telanjang.